Sabtu, 03 Februari 2018

Senyummu adalah Bahagiaku yang Sederhana

Minggu, 12 Nopember 2016 hari yang sangat aku tunggu sejak tiga bulan yang lalu akhirnya tiba. Hari dimana kesabaran, pengabdian, ketulusan, keikhlasan, dan ketabahan hati diuji. Bukan terpaksa pastinya, tetapi karena keinginan dan tekad yang kuat untuk membahagiakan orang-orang di sekitar melalui pengabdian kepada masyarakat.
Di Kelas Inspirasi inilah aku mengabdikan diriku untuk anak negeri tercinta ini. Dengan memberikan pelayanan kepada mereka yang sangat jarang sekali mereka jumpai dan dapatkan di sana karena keterbatasan jarak dan akses transportasi yang sangat minim.
SDN Genengan 2 Kecamatan Doko merupakan salah satu dari beberapa Sekolah Dasar yang menjadi sasaran Kelas Inspirasi Blitar 3 tahun ini. Sekolah yang cukup jauh dari perkotaan, keramain dan masih terjaga keasriaannya dengan bentangan hijau sawah yang menyejukkan hati.
Banyak tantangan dan kendala yang aku alami saat mengikuti Kelas Inspirasi. Tantangan terberatku ialah terkendalanya transportasi dan ketidakpahamanku mengenai daerah Blitar karena aku termasuk pendatang yang belum setahun mendiami kota ini.
Meskipun banyak kendala yang ku hadapi, tetapi kendala tersebut tidak sama sekali menggoyahkan dan menyurutkan semangatku untuk tetap mengikuti Kelas Inspirasi. Aku jadikan semua itu sebagai tantangan dan pembuktian bahwa aku benar-benar ingin mengabdi untuk negeri, bukan hanya sekedar ikut-ikutan dan ucapan belaka.
Dengan bermodalkan tekad yang kuat dan jiwa optimisme yang tinggi satu persatu kendala terselesaikan. Karena dorongan dan kerjasama antar relawan lainnya. Relawan. Begitulah sebutan untuk kami.
Teriakan-teriakan ceria yang sangat antusias menyambut kedatangan kami. Sungguh sambutan paling hangat dan menakjubkan yang kami rasakan. Kesan pertama yang sangat luar biasa dan mengagumkan bagi kami.
Keceriaan anak-anak meyadarkanku, akan hal-hal kecil yang dapat dengan mudahnya diraih dan digapai yang tak jarang anugrah itu malah disia-siakan. Tetapi mereka sangat sulit mendapatkannya.
Dengan penuh semangat dan antusiasme yang tinggi mereka mengikuti kegiatan yang kami berikan. Mereka tak kalah hebatnya dengan anak-anak yang ada di kota. Keinginan mereka untuk meraih impian mereka sangatlah kuat, tekad mereka bagaikan kobaran api yang membara dan tak bisa dipadamkan.
Haus, lapar, lelah terlupakan begitu saja dengan menyaksikan senyum kebahagiaan mereka. Senyum terima kasih mereka kepada kami. Tapi tidak perlu berterima kasih, karena senyumanmu adalah bahagiaku yang sederhana, melepaskan semua beban  yang meyesakkan pikiranku.
Satu pesanku untuk mereka, janganlah jadikan kendala yang dihadapi menjadi beban dan tembok besi, yang seakan-akan menjadi penghalang untuk tidak dapat keluar dari dekapan tersebut. Tapi jadikanlah kendala tersebut sebagai tantangan yang harus dihadapi dengan cara sekreatif mungkin, dan tunjukkan bahwa dengan adanya kendala tersebut akan membuatnya semakin terntantang dan semangat untuk menaklukkannya.